Sekilas Tips
Perawatan Tabulampot
Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) banyak
disukai karena memiliki beberapa kelebihan / keuntungan terutama bagi penghobi
tanaman buah yang tinggal di daerah perkotaan, diantaranya :
1.
Pemanfaatan lahan atau halaman sempit
2.
Mudah dipindah-pindah tanpa merusak tanaman
3.
Berfungsi sebagai tanaman hias
4.
Dapat diatur masa berbunga dan berbuah
Merawat tabulampot kadang membutuhkan seni tersendiri
dan pemahaman lebih terhadap jenis tanaman, karena masing-masing tanaman
memiliki karakteristik berbeda. Jadi perlakuannya juga berbeda.
Pada kesempatan ini kami ingin membagi pengalaman yang akan kami sampaikan dengan bahasa sederhana, bahasa yang tidak teknis ilmiah, Bahasa petani awam tentunya.
Seperti kami sebutkan diatas, masing-masing tanaman memiliki karakteristik yang berbeda. Jadi disetiap halaman jenis tanaman kami akan menyajikan tips tersendiri untuk masing-masing tanaman. Tapi untuk halaman ini kami akan menyajikan tips perawatan tabulampot secara umum, yang dapat diaplikasikan untuk setiap jenis tanaman.
Media Tanam
Ada beberapa alternatif media tanam. Di Sri Wijaya Tani, kami biasa menggunakan campuran tanah(merah), pupuk kandang (kambing) dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Sekam padi gunanya lebih pada penggembur tanah, disamping kalau sudah hancur bisa jadi pupuk juga. Jadi kalau sekam tidak tersedia, campuran tanah dan pupuk saja juga bisa. Yang penting, media gembur atau bersifat forous.
Pemilihan Pot
Pemilihan ukuran pot disesuaikan dengan ukuran bibit yang akan ditanam. Jika bibit masih berukuran kecil, gunakan pot kecil. Tujuannya adalah, disamping menyangkut estetika, penggunaan ukuran pot yang bertahap, nantinya akan memudahkan dalam penggantian media tanam. Maksudnya, pada saat media tanam sudah waktunya ditambah atau diganti, dapat dilakukan bersamaan dengan penggantian pot ke ukuran yang lebih besar.
Penyiraman
Penyiraman dapat dilakukan setiap hari kecuali media tanam masih basah. Penyiraman bisa pagi atau sore. Tapi sebaiknya, jika pagi (sebelum jam 8 pagi) ya pagi terus, kalau sore (setelah jam 4 sore) ya sore terus.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara berkala setiap tiga bulan sekali, atau minimal dua kali setahun yaitu pada awal musim hujan dan awal musim kemarau. Pakailah selalu pupuk organik. Gunakan pupuk kimia secara bijak. Artinya, penggunaan pupuk kimia hanya pada waktu dan dosis yang memang dibutuhkan, seperti pada proses pembungaan/pembuahan yang memerlukan pupuk (unsur hara mineral makro) P dan K yang tinggi, serta pupuk yang mengandung unsur mikro seperti Ca, Mg, Mn, Zn, Fe dll. Unsur Mg misalnya, sangat mempengaruhi pembentukan klorofil tanaman, sehingga fotosintesis berjalan optimal. Selain itu Mg juga berfungsi sebagai katalisator penyerapan unsur P dan K.
Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk ; pembentukan tajuk baru, pemeliharaan, produksi dan peremajaan. Jadi dengan demikian, tanaman memerlukan beberapa tahap pemangkasan. Pada tanaman yang masih kecil, pemangkasan diperlukan untuk membentuk pencabangan. Pemangkasan pemeliharaan diantaranya memangkas cabang / tunas air dan cabang bagian dalam yang tidak terkena matahari langsung. Pemangkasan produksi diantaranya lebih berhubungan dengan tanaman yang memerlukan pemangkasan untuk merangsang pembungaan. Sementara pemangkasan peremajaan dilakukan pada tanaman yang sudah tua atau tanaman sudah terlalu besar untuk ukuran tabulampot.
Pembungaan/Pembuahan
Ada beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk merangsang pembungaan, seperti pemupukan, stress
air, pelukaan dan pemberian zat pengatur tumbuh. Di Sri Wijaya Tani sebenarnya
jarang dilakukan perlakuan untuk merangsang pembungaan karena hanya dengan
pemupukan rutin pun seringkali sudah cukup. Namun jika memang diperlukan kami
lebih memilih melakukan perlakuan pemupukan. Dan bahkan kami tidak merekomendasikan
cara lain. Alasannya, cara-cara selain pemupukan memerlukan keterampilan lebih.
Perlakuan pemupukan dilakukan dengan cara :
Pada kesempatan ini kami ingin membagi pengalaman yang akan kami sampaikan dengan bahasa sederhana, bahasa yang tidak teknis ilmiah, Bahasa petani awam tentunya.
Seperti kami sebutkan diatas, masing-masing tanaman memiliki karakteristik yang berbeda. Jadi disetiap halaman jenis tanaman kami akan menyajikan tips tersendiri untuk masing-masing tanaman. Tapi untuk halaman ini kami akan menyajikan tips perawatan tabulampot secara umum, yang dapat diaplikasikan untuk setiap jenis tanaman.
Media Tanam
Ada beberapa alternatif media tanam. Di Sri Wijaya Tani, kami biasa menggunakan campuran tanah(merah), pupuk kandang (kambing) dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Sekam padi gunanya lebih pada penggembur tanah, disamping kalau sudah hancur bisa jadi pupuk juga. Jadi kalau sekam tidak tersedia, campuran tanah dan pupuk saja juga bisa. Yang penting, media gembur atau bersifat forous.
Pemilihan Pot
Pemilihan ukuran pot disesuaikan dengan ukuran bibit yang akan ditanam. Jika bibit masih berukuran kecil, gunakan pot kecil. Tujuannya adalah, disamping menyangkut estetika, penggunaan ukuran pot yang bertahap, nantinya akan memudahkan dalam penggantian media tanam. Maksudnya, pada saat media tanam sudah waktunya ditambah atau diganti, dapat dilakukan bersamaan dengan penggantian pot ke ukuran yang lebih besar.
Penyiraman
Penyiraman dapat dilakukan setiap hari kecuali media tanam masih basah. Penyiraman bisa pagi atau sore. Tapi sebaiknya, jika pagi (sebelum jam 8 pagi) ya pagi terus, kalau sore (setelah jam 4 sore) ya sore terus.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara berkala setiap tiga bulan sekali, atau minimal dua kali setahun yaitu pada awal musim hujan dan awal musim kemarau. Pakailah selalu pupuk organik. Gunakan pupuk kimia secara bijak. Artinya, penggunaan pupuk kimia hanya pada waktu dan dosis yang memang dibutuhkan, seperti pada proses pembungaan/pembuahan yang memerlukan pupuk (unsur hara mineral makro) P dan K yang tinggi, serta pupuk yang mengandung unsur mikro seperti Ca, Mg, Mn, Zn, Fe dll. Unsur Mg misalnya, sangat mempengaruhi pembentukan klorofil tanaman, sehingga fotosintesis berjalan optimal. Selain itu Mg juga berfungsi sebagai katalisator penyerapan unsur P dan K.
Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk ; pembentukan tajuk baru, pemeliharaan, produksi dan peremajaan. Jadi dengan demikian, tanaman memerlukan beberapa tahap pemangkasan. Pada tanaman yang masih kecil, pemangkasan diperlukan untuk membentuk pencabangan. Pemangkasan pemeliharaan diantaranya memangkas cabang / tunas air dan cabang bagian dalam yang tidak terkena matahari langsung. Pemangkasan produksi diantaranya lebih berhubungan dengan tanaman yang memerlukan pemangkasan untuk merangsang pembungaan. Sementara pemangkasan peremajaan dilakukan pada tanaman yang sudah tua atau tanaman sudah terlalu besar untuk ukuran tabulampot.
Pembungaan/Pembuahan
Perlakuan pemupukan dilakukan dengan cara :
1.
Sebelum dilakukan perlakuan, minimal 1 bulan sebelumnya
tanaman telah diberi asupan yang cukup berupa pupuk organik. Pupuk organik yang
diberikan bisa berupa pupuk organik murni seperti pupuk kandang atau kompos,
bisa juga pupuk organik buatan yang tersedia dipasaran.
2.
Pastikan tanaman telah cukup umur dan tanaman
benar-benar dalam keadaan sehat yang ditandai dengan pencabagan merata, warna
daun hijau tua mengkilat dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.
3.
Pastikan juga tanaman tidak sedang berpucuk/berdaun
muda.
Setelah syarat-syarat 1 sampai 3 dipenuhi, perlakuan
pemupukan untuk merangsang pembungaan dapat dilakukan dengan cara :
·
Berikan pupuk (unsur hara mineral makro) dengan
kandungan Fosfor dan Kalium yang tinggi.
·
Jika pupuk yang digunakan tidak mengandung unsur
mineral mikro, tambahkan unsur hara mineral mikro seperti Ca, Mg, Zn, dan
lain-lain sebagai pelengkap.
·
Jika tanaman sudah mengeluarkan bunga, berikan
pupuk dengan kandungan K yang lebih tinggi.
·
Sampai buah matang, ulangi pemberian pupuk
berkandungan K yang cukup. Dengan demikian akan diperoleh buah yang lebih besar
dan manis.
Pengendalian Hama
Untuk menjaga tanaman dari seranganhama dan
penyakit, dapat saja dilakukan penyemproran anti hama / penyakit secara rutin. Tapi gunakanlah
anti hama /
penyakit organik.
Penempatan Tanaman
Tempatkan tanaman di lokasi yang mendapat sinar matahari langsung minimal 8 jam per hari.
Untuk menjaga tanaman dari serangan
Penempatan Tanaman
Tempatkan tanaman di lokasi yang mendapat sinar matahari langsung minimal 8 jam per hari.